Desa Mylre, sebuah desa
yang berada di ujung timur dari wilayah kekuasaan kerajaan Elmernia. Untuk
sebuah desa yang berada jauh dari pusat kerajaan, desa ini dapat dikatakan
sebuah desa yang cukup besar dan maju dengan populasi yang banyak.
Seharusnya desa ini telah menjadi sebuah kota kecil namun karena tidak ada inginnya perubahan yang drastis maka tempat ini tetap menjadi sebuah desa.
Ini dikarenakan hasil
lautnya yang melimpah. Pasca perang penduduk di wilayah ini menjadi berpusat
pada desa ini yang menyebabkan mayoritas penduduknya bukan penduduk asli lagi.
Namun ini sudah tak
terhindar lagi. Akibat dari peperangan banyak wilayah yang sudah tidak rata
lagi dengan lubang di mana-mana, ada juga yang menjadi tandus dan tidak dapat
ditumbuhi lagi oleh tumbuhan.
Hanya saja desa Mylre
tidak terlalu mendapatkan perlindungan dari kerajaan. Para ksatria yang
ditugaskan di sini tidak terlalu banyak dan tidak cukup untuk memantau desa
secara keseluruhan.
Padahal desa ini berada
di perbatasan wilayah kerajaan, ksatria dengan jumlah yang terbatas ini terbagi
menjadi dua bagian lagi untuk memantau desa dan perbatasan.
Bukan itu saja, desa ini
juga dikelilingi oleh hutan tak berpenghuni yang mana banyak hal yang berbahaya
di dalamnya. Makhluk buas baik monster dan hewan tidak sedikit yang sering
memasuki wilayah desa.
Karena itu desa memberi
peluang pekerjaan bagi penduduk yang bersedia sebagai seorang pemburu monster.
Bayarannya agak sedikit lebih tinggi daripada berlayar namun secara risiko
terancamnya nyawa lebih besar pekerjaan ini.
Meskipun begitu banyak yang
mengambil pekerjaan ini dengan banyak yang berpikir kalau bersama-sama pasti
semuanya akan baik-baik saja.
Namun hal yang tak
terduga terjadi beberapa hari yang lalu dengan kemunculan monster yang diberi
nama [White Head] dengan mudahnya membantai kelompok pemburu yang dianggap
paling hebat di desa ini. Tentunya itu menggoyangkan rasa percaya diri para
pemburu yang berada ditingkat di bawahnya.
Dan hari ini rasa duka
kembali datang kepada desa ini. Monster raksasa menyerang desa mereka dan
menghancurkan cukup banyak bangunan yang dilewatinya. Orang-orang yang mencoba
melawannya pun tewas begitu saja.
Sebuah cahaya yang muncul
dari langitlah yang menghabisinya. Karena diselimuti oleh rasa duka tidak ada
penduduk desa yang terlalu memikirkannya, setidaknya yang masih hidup dapat
selamat sekarang.
Sepertinya keadaan desa
akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali pulih sekarang dengan
kemunculannya makhluk itu. Hal ini membuat hampir semua penduduk desa tidak
dapat berpikir sehat lagi, jika ada orang yang dapat disalahkan mereka akan
menyalahkannya.
Para penduduk desa
melihatnya, makhluk itu muncul dari dalam lautan dan memasuki desa. Terus
berjalan mengabaikan yang ada di depannya dan menghancurkan sekitarnya. Lalu
monster itu berhenti di depan sebuah rumah lalu berusaha menangkap seorang
gadis yang berada di dalamnya.
Beberapa mengetahuinya
kalau gadis itu baru saja berada di desa ini dan tepat dengan keberadaannya
monster itu muncul. Dengan begitu banyak yang meyakini kalau gadis itu yang
memancingnya.
“Bukan ! kenapa kalian
dapat berpikir seperti itu ?!”
Rand berusaha untuk
melawan tuduhan dari sekumpulan orang-orang desa di depannya.
Setelah kelompok yang
berusaha untuk melawan monster raksasa itu datang, Rand dan Aira diajak ke
sebuah pos ksatria. Aira mendapatkan perawatan di sana karena meskipun tidak
terlihat namun ternyata keadaannya cukup buruk.
Namun tak lama setelah
monster itu lenyap banyak penduduk desa yang mendatangi pos ini dengan tatapan
yang penuh kebencian dan rasa takut. Mereka semua berkata kalau Aira telah
memancing kemunculan monster itu.
Tentunya Rand tidak diam
saja, meskipun merasa takut namun ia berusaha untuk menghadapi orang-orang itu.
“Tidak salah lagi kalau itu
adalah [Catastrophe] ! makhluk itu yang telah
membuat negeri kita dalam kekalahan dulu ! membekukan lautan dan daratan serta
membuat langit gelap setiap harinya !”
Seorang pria tua berkata
demikian dengan penuh ketakutan. Hal itu memperbesar rasa takut yang lainnya.
Entah kenapa pria tua itu malah berkata seperti itu namun orang-orang ini
menjadi semakin keras.
Tapi yang pasti yang
dikatakan oleh pria tua itu memang kenyataan. [Catastrophe], itulah nama yang orang-orang berikan pada
makhluk itu. Rand sendiri pernah melihatnya sebelumnya namun dengan ukuran yang
jauh lebih besar, itu masih segar di ingatannya−itu mungkin karena muncul dalam
mimpinya saat tidur tadi.
Awalnya itu adalah salah
satu hal penting negeri ini untuk mempertahankan wilayah mereka dari serangan
musuh. Namun akhirnya malah menjadi makhluk yang menghancurkan segalanya.
Setelah perang berakhir
makhluk itu dengan tenangnya berada di dalam lautan sana. Meskipun orang-orang
berlayar setiap harinya selama ini makhluk itu tidak pernah muncul lagi sampai
saat ini.
“Cepat usir gadis itu !”
“Dia telah memanggil
malapetaka !”
“Dasar pembawa malapetaka
!”
Itulah yang orang-orang
katakan dengan penuh rasa benci, tatapan yang mereka buat benar-benar sangat
mengerikkan.
Rand tidak dapat
memikirkan cara untuk menghentikan orang-orang ini. Entah bagaimana keadaan
Aira yang berada di dalam pos. Hal ini bisa saja membuatnya gila.
“HENTIKANN !!!”
Sebuah suara menghentikan
para warga desa. Suara itu berasal dari kerumunan orang-orang ini dan dari satu
sisi mereka agak menyingkir seolah memberi jalan pada seseorang.
Seorang pria yang
mengenakan baju zirah hitam berjalan ke mari melewati kerumunan orang-orang.
Itu adalah ksatria yang
memimpin orang-orang yang berusaha untuk menghadapi monster yang disebut [Catastrophe] sebelumnya. Keadaannya
terlihat baik-baik saja, sepertinya ia pulih dengan sangat cepat.
“Mereka
telah berusaha untuk mengulur waktu untuk kami. Karena kami semua telah
menyimpulkan kalau monster itu adalah [Catastrophe], maka awalnya tidak ada
satu pun dari kami yang berani untuk menghadapinya. Tapi karena usaha mereka
pada akhirnya hati kami tergerak.”
Ksatria itu berkata
demikian. Perasaannya bercampur aduk saat mengatakannya. Ia menyesal karena
tidak segera bertindak cepat saat kemunculan monster itu. Di sisi lain ia
sangat mengagumi tindakan dari Rand dan Aira.
“Jangan konyol ! sudah
aku bilang kalau gadis itulah yang memancing monster itu muncul !”
Pria tua yang sebelumnya
mengatakan itu. Hal ini membuat keributan kembali terjadi.
“K-kenapa Anda dapat
berkata demikian ?”
“Tentu saja ! monster itu
selama ini tidak pernah muncul sebelum gadis itu datang ke desa ini. Seingatku [Catastrophe] menjadi banyak dan jika sudah muncul satu maka
akan muncul lagi selama gadis itu ada di desa ini !”
“...”
Sepertinya ksatria ini
berusaha untuk melindungi Aira dari tuduhan namun akhirnya kepercayaannya goyah
setelah memikirkan lebih jauh perkataan dari pria tua itu.
Tentu saja pria tua itu
berkata yang sebenarnya. Sebagai seorang veteran ia tidak ingin hal buruk yang
pernah dilaluinya dialami lagi oleh orang-orang yang sekarang namun tentunya
perkataannya malah memberikan teror kepada yang mendengarnya.
“Lagi pula meskipun
kalian para ksatria bertindak tapi masih banyak yang menjadi korban jiwa !”
“Benar sekali ! jika
kalian dapat melenyapkannya dengan mudah kenapa kalian tidak segera
melakukannya ? karena itu pamanku... keluargaku satu-satunya harus tiada...”
“T-tidak jika kami dapat
melakukannya pasti kami telah melakukannya−“
“Sudah cukup ! cepat usir
saja gadis itu !”
“BENAR SEKALI !!!”
Pada akhirnya ksatria itu
pun tidak dapat menghadapi orang-orang ini. Pria tua yang mengetahui banyak
mengenai [Catastrophe] ini terus menerus bersikeras untuk mengusir Aira
tentu saja ia mendapatkan dukungan dari para warga desa.
Amarah,
benci, duka, dan rasa takut. Semua itu telah bercampur aduk dalam hati para
warga desa ini. Mereka akan melakukan apa pun agar kejadian buruk yang telah
terjadi tidak menimpa mereka lagi, entah itu tindakan yang benar atau tidak.
*BUM*
sesuatu tiba-tiba jatuh dari langit. Hal itu menghasilkan sebuah tekanan angin
yang cukup kuat dan membuat para warga desa terdiam.
Awalnya
mereka merasa cukup panik namun itu berubah menjadi amarah saat melihat yang
tiba-tiba muncul itu adalah seorang gadis. Mereka semua merasa telah diganggu.
“Rand
Maynar dan Aira Elvira Maynar... kepala desa memanggil kalian...”
Gadis
itu berkata demikian sambil menghelakan napas. Dia terlihat seperti malas
melakukan semua ini.
Yang
dikatakannya membuat Rand sangat terkejut−tidak, ini sudah tidak mengejutkan
lagi mengingat semua keributan ini telah terjadi. Aira dan dirinya telah
menjadi pusat perhatian. Tentu saja orang yang memimpin desa ini akan bertindak
demikian. Masalahnya apa yang akan terjadi setelah mereka sampai di sana.
“B-baik...”
Rand
menjawabnya dengan tatapan yang kosong. Ia merasa sangat kesal karena tidak
dapat melindungi Aira namun mau bagaimana pun ia tidak mampu untuk menghadapi
semua orang-orang desa ini.
Ia
melirik ke arah Aira. Di sana ia melihat Aira hanya menundukkan kepalanya.
“Nona
ksatria merpati biru, selamat siang.”
Dengan
penuh hormat ksatria berbaju zirah mengatakan itu sambil menundukkan kepalanya
setelah menyadari keberadaan gadis itu di belakangnya.
“Ya...”
Namun gadis itu
membalasnya dengan dingin atau mungkin tidak terlalu peduli. Padahal ksatria
yang memberinya hormat terlihat jauh lebih tua darinya.
Memang tidak terlihat
namun gadis itu juga merupakan seorang ksatria meskipun pakaian yang
dikenakannya terlihat tidak jauh dari seragam yang dikenakan oleh Aira hanya
saja warnanya yang berbeda yaitu warna biru dengan perpaduan putih yang
terlihat sangat elegan.
Alasan ksatria berbaju
zirah memberinya hormat karena gadis itu dianggapnya memiliki kedudukan yang
lebih tinggi darinya. Ini bukan masalah pangkat namun masalah perbedaan pasukan.
Ksatria di negeri ini
terbagi menjadi beberapa pasukan dengan tugas yang berbeda setiap pasukannya.
Keberadaan seseorang di dalam pasukan itu mempengaruhi status sosialnya. Hanya
saja semakin tinggi peringkat pasukan maka semakin tinggi juga standar untuk
bergabung.
Bukan kemampuan saja,
terkadang status sosial pun menjadi syarat. Kebanyakan orang-orang dengan
kemampuan yang pas-pasan dan status sosial yang rendah hanya akan diterima di pasukan
yang sama dengan ksatria berbaju zirah ini.
Pekerjaan pasukan ini
tidak ada hentinya karena harus selalu berpatroli di tempat di mana mereka
bertugas, namun secara gaji mereka tidak terlalu jauh dari seorang pemburu
monster.
Seberapa besar pun usaha
mereka untuk menjadi lebih kuat tidak memungkinkan mereka untuk bergabung ke pasukan
yang lebih tinggi. Mereka juga harus bersedia menerima perintah dari ksatria
yang berada di pasukan yang lebih tinggi dari mereka meskipun secara pangkat
mereka sama.
Itulah sistem ksatria sekarang
sejak ksatria dengan pangkat tertinggi digantikan oleh yang baru. Banyak yang
menentangnya, namun secara mengejutkan mendapatkan persetujuan dari pemimpin
negeri ini. Karena itu tidak ada satu pun yang dapat mengubahnya.
“Menyingkirlah kalian...
kalian menghalangi jalan...”
Dengan suara yang lemas
gadis ksatria itu berkata pada orang-orang yang ada di depannya. Ia berniat
untuk membawa Rand dan Aira.
“Apa kalian berencana
untuk melindungi mereka ? gadis itu akan menyebabkan malapetaka lainnya !”
Salah satu orang berkata
demikian dengan mata yang penuh rasa takut. Keributan pun kembali terjadi.
“Berisik ! sudah kubilang
untuk menyingkir, jika tidak kalian semua akan kutebas ! ini perintah dari
kepala desa !”
Tiba-tiba gadis ksatria
itu berkata dengan tegas sambil berniat menarik pedang dari sarung pedangnya.
Matanya menatap orang-orang di hadapannya seolah tak segan untuk membunuh
mereka.
Hal itu mengintimidasi
mereka dan segera menyingkir dan memberi jalan untuk Rand dan Aira untuk lewat.
Mereka berdua merasa
sudah tidak ada pilihan lain lagi kecuali mengikuti gadis ksatria ini. Entah
apa yang akan kepala desa lakukan terhadap mereka berdua.